Archive

Author Archive

Preamp Prototyping Board (Cek Opamp Asli Palsu)

17 November 2023 Leave a comment

Board ini dimaksudkan untuk prototyping yah gan. Bisa digunakan untuk menukar komponen dengan cepat. Misalnya mau ganti nilai resistor dengan cepat, tanpa harus menggunakan solder. Atau mau ganti merk elko dengan cepat.
Bypass kapasitor bersifat wajib yah gan, jadi tidak menggunakan header.

Preview Board Prototyping

Fitur lainnya, alih-alih komponen disolder langsung ke PCB, komponen-komponennya kita masukkan ke header pin (female). Dengan begini kita bisa merombak skema dengan leluasa untuk melakukan hal-hal lain seperti mengukur input bias current dan supply current. Dengan mengetahui nilai dua parameter itu, kita bisa menebak keaslian opamp yang digunakan. Misalnya agan beli OPA2134, tapi setelah di cek IQ-nya hanya 4mA dan IDC-nya 100nA, maka itu pasti palsu. Karena yang asli IQ-nya sekitar 10mA dan IDC-nya sekitar 5pA.

Saya dulu pernah mengalami hal serupa. Pernah beli LM4562HA (bentuk kaleng) agak murah dari “China”. Waktu saya cek arus supplynya hanya dibawah 1mA, padahal seharusnya sekitar 10mA! πŸ• Kemungkinan LM158H yang disablon LM4562HA. πŸ•πŸ•
Sejak kejadian itu saya jarang beli barang yang terlalu murah. Gak lama kemudian saya beli LM4562HA dari bli John Widhi, walaupun mahal tapi paling tidak terjamin ori karena import dari Mouser.

Untuk header female bisa gunakan yang seperti berikut (bisa dipotong sesuai kebutuhan) :

40 pin header female 2.54mm

Untuk pemasangan opamp bisa mengunakan socket DIP8 atau menggunakan header ini juga bisa (dipotong 4pin x2).

Untuk perakitannya, sebaiknya sih kaki-kaki komponen jangan terlalu panjang, supaya tidak rawan osilasi. Jadi baiknya kaki komponennya dipotong sedikit.

Layout PCB PDF & Spint-Layout6 [37kB]:

MediaFire


Skema Full Circuit (tipikal Preamp)

Full Circuit

Ini adalah Skema full sirkuitnya, inputnya tidak saya kasih LPF supaya menghemat luas PCB.

Kalau tidak ingin menggunakan elko feedback, maka posisi C2 bisa dijumper, dan supaya DCOnya tetap kecil maka sebaiknya nilai R2 adalah :

R2 = R1-(R4||R2) baca: R1 dikurangi (R4 parallel R2)

R5 berfungsi untuk mengisolasi beban kapasitif terhadap opamp. Nilainya bisa dari 47-100Ξ©. Karena biasanya kabel RCA punya impedance 75Ξ©, maka R5 saya kasih nilai 75Ξ© (tidak ada salahnya melakukan impedance matching).

Mungkin agan bertanya-tanya kenapa elko C2-nya posisinya terbalik?

Skema internal NE5532

Karena NE5532 punya transistor input differensial berjenis NPN, maka input bias currentnya cenderung menarik arus dari Gnd, sehingga menghasilkan tegangan bias DC negatif (terhadap R1). Maka pin input dan output Opamp-nya juga cenderung punya tegangan DC negatif, sehingga kita kasih kaki negatif elkonya. Kalau tidak mau ribet ya gunakan elko bipolar/non-polar saja (makanya elko C2 & C3 saya kasih warna putih semua).

Skema internal LM1875

Kalau misalnya LM1875, transistor input diff-nya berjenis PNP, maka tegangan bias DCnya cenderung Positif, sehingga mendapat kaki elko positif.


Cek DC Input Bias Current

Konfig pengukuran input DC Bias Current (u/ BJT Opamp)

Seperti yang terlihat, dengan men-jumper posisi R3 & R4, dan mengosongkan beberapa komponen lain, ini menjadi konfig buffer biasa.

Mungkin agan bertanya, kenapa diukur pada outputnya bukan pada inputnya saja?
Ini karena kalau kita mengukur langsung ke input opamp, maka impedance dari multimeter kita akan mempengaruhi hasil pengukuran. Karena itu kita coba mengukur dari output opamp karena umumnya output impedance opamp sangat rendah, tidak masalah diukur dari sini. Caranya tinggal bagaimana kita otak-atik supaya hasilnya mencerminkan (mendekati) nilai input bias currentnya.

Input bias current opamp nilainya relatif tetap yah gan. Mau dikasih nilai resistor (R1) berapa pun nilainya akan relatif sama, karena efeknya dari penguatan arus transistor differensial di dalam opamp (kecuali kalau R1 terlalu tinggi, katakanlah 10M, hasilnya mungkin akan melenceng jauh).

Dari hukum Ohm kita tahu bahwa V = I*R.
maka dengan mengukur tegangan yang terjadi pada R1, kita bisa mengetahui berapa arusnya (I=V/R).
Nah, karena sebaiknya kita tidak mengukur langsung pada input opampnya, maka kita ukur pada outputnya. karena ini berupa konfigurasi buffer (gain = 1), maka nilai pada input sama dengan nilai pada output.

Kalau nilai arus bias Input opamp adalah tetap, maka kita gunakan nilai R1 yang agak tinggi supaya paling tidak nanti tegangannya masih terbaca pada multimeter kita. Katakanlah R1 100k-1M, di sini saya coba R1 1M.

Coba ukur tegangan pada output NE5532, misal hasilnya adalah -200mV (Negatifnya bisa diacuhkan saja karena ini hanya arah arus saja, yang penting nilainya berapa).
Maka arus bias DC inputnya adalah :

I = Vo/R1
= 200mV/1M
= 200e-3/1e6
= 200e-9 = 200 nA (nano Ampere).

Coba cek pada datasheet NE5532, apakah hasilnya sama (atau masih dalam batas), atau malah melenceng jauh.

…………………………………………..

Konfig pengukuran input DC Bias Current (u/ FET Opamp)

Untuk opamp berinput FET, konfigurasi buffer tidak akan bekerja gan, karena opamp berinput FET input bias current-nya sangat-sangat kecil, sehingga hampir mustahil untuk mengukurnya menggunakan multimeter. Untuk itu kita gunakan penguatan tegangan untuk memperkuat tegangan DC inputnya. Hanya saja konfig ini tidak terlalu akurat karena akan ada efek impedance matching, noise resistor, dsb. Tapi ya masih lumayan lah, barangkali melencengnya terlalu jauh (harusnya sekitar 100mV, malah 10V), maka itu pasti IC palsu.

Karena arus input bias untuk FET opamp biasanya sangat-sangat kecil, R1 coba gunakan nilai yang tinggi yah gan, misalnya 10Mega.

Metodenya mirip yang tadi yah gan, hanya saja sekarang rumusnya perlu dimasukkan nilai penguatan tegangannya (Gv = R4/R2+1).

Misal, outputnya terukur 150mV, maka DC input bias currentnya adalah:

I = (Vo/Gv)/R1
= (150mV/1001)/10M
= (150e-3/1001)/10e6
= 149.8e-6/10e6
= 14.98e-12 = 14.98 pA (pico Ampere).

Tinggal cek pada datasheet OPA2134, apakah hasilnya sama (atau masih dalam batas), atau malah melenceng jauh.

Kalkulator dengan Google Spreadsheet
isi nilai R1 (& R2 R4) dan teg. output sesuai satuannya, maka otomatis akan keluar hasilnya.


Cek Quiescent Current (Arus Supply)

Pengecekan Arus Supply

Untuk pengecekan arus supply, bisa digunakan konfig buffer saja. Atau kalau mau mengikuti konfig test pada opamp yang bersangkutan juga silahkan.

Test Circuit NE5532 (dalam datasheet Philips)

Caranya sangat sederhana, tinggal melepas jumper pada jalur supply dan kita sisipkan Amperemeter. Karena biasanya nilainya sangat kecil, gunakan skala miliAmpere.

Kemudian cek pada datasheet, apakah nilainya sama (atau masih dalam batas), atau malah melenceng jauh.

Jika nilai Arus bias dan Arus supply-nya melenceng jauh berarti Opamp-nya adalah palsu. Kalau nilainya melenceng sedikit (masih dalam batas pada datasheet opamp yang berssangkutan), bisa dianggap saja asli.


referensi :

Kalkulator engineering untuk mempermudah kalkulasi: https://www.omnicalculator.com/math/engineering-notation

OCL Quasi MOSFET

24 October 2023 1 comment

Jadi ada seseorang yang bertanya, apakah OCL Quasi bisa pakai MOSFET?
Jadi saya coba simulasi, ternyata bisa. Tapi ada juga kekurangannya.

Skema OCL 150W Quasi Mosfet
Skema OCL 150W Quasi MOSFET

Mosfetnya saya coba IRFP240, menggunakan IRFP250 juga bisa (RDSON lebih rendah), tapi tidak terlalu banyak perubahan.

Karena VGS yang tinggi, outputnya tidak bisa mengeluarkan tegangan setinggi yang versi BJT.
Saya simulasi outputnya mentok di sekitar 32.5V (Supply Β±40VDC). Kalau yang BJT bisa sekitar 36~37V.

Karena teg outputnya lebih rendah jadi gainnya saya turunkan yah gan. Kalau yang std kan 60x, ini saya turunkan ke 43x.

R15 R16 sebenarnya sudah tidak dibutuhkan karena ada RDSON dari MOSFET ini, jadi saya gunakan nilai 0R1 saja, supaya lebih efisien (daripada 0R5).

Karena Vertical MOSFET punya thermal coefficient positif , kita tidak memerlukan dioda/Tr untuk bias, cukup resistor saja. Jadi berbeda dengan BJT, kalau makin panas arus biasnya makin tinggi. Kalau MOSFET makin panas, arus biasnya makin rendah.

IQ nya baiknya disetel diatas 100mA yah gan. Katakanlah 150-250mA, cuman, kalau makin tinggi ya MOSFETnya jadi terlalu panas.


Open Loop Gain

Open Loop Gain 86.8dB. Kalau OCL standar itu sekitar 77.7dB, berarti naik 9dB yah.
Phase Margin sekitar 53.5Β°. Kalau tanpa Cc (10pF), phase margin hanya 17Β° gan, terlalu berbahaya (tidak stabil).

Saya coba simulasi THD untuk 4Ξ© 100WRMS 1kHz sekitar 0.018776%.
untuk 4Ξ© 10WRMS 10kHz sekitar 0.195132%.
Slew rate = +5.3/-4.8 V/Β΅s
GBW = ~7MHz


Grafik PSRR

PSRR tidak mengesankan yah gan. Itu udah bawaan lahir OCL 150W.
Kalau R10 R11 nilainya dikembalikan ke 100Ξ©, PSRR bisa sedikit saja lebih bagus. Tapi sepertinya 100Ξ© terlalu tinggi.
Di OCL std, kalau output sudah mendekati clip, sinyal outputnya jadi jelek banget. Mungkin karena tegangan drop di R10 R11 terlalu tinggi, dan bisa jadi juga bagian IPS & VAS melihat impedance power supply sebagai 100Ξ©. Buat saya kerugiannya lebih besar daripada keuntungannya, jadi saya tetap pilih 22Ξ© saja.

Kalau mau PSRRnya lebih bagus, paling R10 R11 ini diganti dengan Capacitance multiplier saja, hasilnya akan jauh lebih bagus, hanya saja jadi perlu “tempat” untuk modifikasi tambahan itu. Hanya perlu sebuah resistor, elko dan transistor saja sih, tidak terlalu banyak. Terserah Anda saja kalau mau di mod begitu.

mod Simple Capacitance Multiplier
Grafik PSRR dengan Capacitance Multiplier

Dengan menggunakan mod Capacitance multiplier, PSRR meningkat. Misalnya pada 100Hz (yang rawan Hum), pada sirkuit standar hanya sekitar -42dB. Dengan mod CapMul, meningkat pesat hingga -87dB.

ilustrasi Mod CapMul

PSRR bisa sedikit lebih bagus jika kita menggunakan elko yang lebih besar, tapi mungkin waktu charge-nya akan sedikit terlalu lama. Atau daripada menggunakan sebuah resistor, gunakan metode bootstrap, misalnya R 1k diganti dengan 470Ξ©+ C 220Β΅F + 470Ξ©, baru ke base transistor & Elco. Atau Transistornya ganti dengan transistor darlington seperti BD680 BD681 supaya punya penguatan lebih tinggi, tapi voltage dropnya jadi sedikit lebih banyak.

Dengan R 1k, total voltage drop hanya <1V (kurang dari 1V). Kalau R1 menggunakan nilai lebih tinggi, PSRR akan sedikit lebih bagus tapi voltage drop juga naik. Kalau voltage drop naik, PD (disipasi daya) pada transistor juga akan naik, maka baiknya gunakan transistor yang agak besar.

Pada saat normal, daya di transistor hanya sekitar 10mW. Tapi saat baru dinyalakan mungkin ada lonjakan yang bisa membuatnya mendapat daya sejenak hingga 400mW. Jadi baiknya gunakan transistor yang PD-nya tinggi, katakanlah 600mW ke atas, misal SS8050 & SS8550, atau bahkan BD139 BD140, hanya saja penguatan arusnya tidak sebagus yang 2N5401/5551, jadi PSRRnya mungkin tak akan sebagus itu.


OCL Mosfet output impedance
Grafik Output Impedance

Di freq menengah, output impedancenya lebih rendah daripada yang standard yah gan.


PCB

PCB OCL 150W Quasi MOSFET

Ukuran 8×8 cm.

File Sprint Layout 6 & PDF [82kB]:

MediaFire

diedit 12/11/23 : Rangkaian Capacitance Multiplier

Categories: Solid State Tags:

Apakah UTC LM1875L Asli?

2 September 2023 Leave a comment

Apakah IC LM1875L dari UTC (produsen dari Taiwan) adalah sama dengan LM1875T keluaran National atau TI? Sebagai info, National Semiconductor sudah diakuisisi oleh TI (Texas Instruments). Jadi sekarang National ya sama saja TI.

Mereka (UTC & TI) punya datasheet yang sama (maksudnya angka-angkanya sama), jadi kemungkinan sirkuit di dalam dadu silikon (silicon die / crystal) juga sama. Saya pernah kirim email ke TI & UTC perihal ini (bagaimana UTC bisa menjual LM1875 sendiri), tapi tidak mendapat jawaban yang sesuai (mungkin rahasia perusahaan, mana ada orang mau buka kamar sendiri ke orang asing).

Karena tidak ada kejelasan, maka saya coba cari tahu sendiri.

Maka dari itu, ini hanyalah simpulan saya pribadi, bisa Anda gunakan sebagai pertimbangan, tidak perlu dijadikan sebagai kepastian.

1. Fisik Luarnya

Body IC dari UTC sangat mirip dengan keluaran TI (sama-sama kotak). Hanya saja yang keluaran UTC tidak ada tanda dot (penanda pin #1). Kalau Anda nemu LM1875 yang body pinggirnya ada coakannya, itu kemungkinan besar barang palsu yah gan.

2. Ukuran Dadu Silikon

Ukuran dadu silikon sama dengan TI. Berdasarkan info dari kit-amp.com yang sudah membedah LM1875 asli, ukuran dadu silikonnya adalah 3.7×2.7 mm. Ukuran dadu silikon UTC yang saya ukur adalah 3.8×2.8 mm. Perbedaan 0.1 mm itu kemungkinan berasal dari toleransi alat ukur (jangka sorong) yang saya pakai dan titik pengukuran saya sedikit berbeda dengan mereka. Untuk IC-IC palsu, ukurannya jauh berbeda (lebih kecil).

3. Ketahanan Short-Circuit

Saya coba lakukan test short-circuit 3x, IC ini bisa bertahan dengan baik. Sayangnya tegangan maksimum output/input komputer saya (setelah kalibrasi) hanya 430mVRMS, jadi tegangan pada output amplinya hanya sampai 13.4Vpk saja, tidak bisa sampai mentok. Lain kali mungkin akan saya coba tambahkan preamp supaya amplinya bisa mengeluarkan tegangan lebih tinggi.

Software yang saya pakai adalah REW.

4. Nilai Arus Supply

Saya coba bandingkan nilai arus supply (Quiescent Current / IQ) keduanya juga sangat mirip. UTC 44mA dan TI 49mA. Walaupun pada datasheet LM1875 tertulis IQ rata-rata 70mA, disana tidak disebutkan berapa nilai minimalnya.

5. Suara Dug

Keduanya sama-sama mengeluarkan suara dug saat dimatikan.

6. Kualitas Suara

Saya tidak melakukan pengetesan sendiri karena yang UTC saya pakai pada MK-3 menggunakan komponen standar dan yang National saya pakai pada MK-2 menggunakan komponen Audio Grade, jadi tidak adil untuk langsung dibandingkan. Kalau mau tukar IC (desolder) saya agak malas karena banyak yang harus dibongkar.

Namun, kit-amp.com sudah melakukan perbandingan suara, mereka katakan suaranya sama.

7. Bahan Kaki dan Punggung (Tab)

Bagian punggung dan kaki tidak menempel ke magnet. Kemungkinan berbahan tembaga.

Dari ketujuh hal tersebut, IC dari UTC memiliki kesamaan dengan IC dari TI. Maka bisa saya katakan bahwa IC LM1875L dari UTC adalah setara Original TI (National).

Extra:

Jadi kemungkinan UTC LM1875L ini punya dadu silikon yang sama dengan TI (mungkin saja kristalnya dibeli dari TI) kemudian dirakit di pabrik sendiri menjadi sebuah IC yang utuh. Kalau dirakit di pabrik sendiri dengan biaya SDM lebih rendah dan juga pajak lebih rendah, masuk akal jika harganya lebih rendah daripada produksi TI. HGsemi (produsen dari China) juga menjual LM1875.

Ini hanya terkaan saya saja, sepertinya mereka (UTC & HGsemi) membeli kristal LM1875 dari TI kemudian membuat IC seutuhnya di pabrik sendiri. Dari itu maka IC dari UTC dan HGsemi bisa dikatakan Original. Kalaupun ada yang beda, mungkin komposisi (senyawa) mold bodinya (yang kotak hitam), bahan kawat penghubung ke kristal (mungkin berbeda bahan; platina, emas, tembaga, tembaga lapis emas, atau bahkan aluminium), dan bahan logam kaki dan punggungnya (misal tingkat kemurnian tembaganya). Hal-hal diluar kristal itu mungkin akan sedikit mempengaruhi karakteristik IC-nya, misalnya posisi kapasitor bypass untuk IC dari UTC / HGsemi perlu lebih dekat daripada yang dari TI.

Kalau LM3886, mungkin pihak TI tidak menjualnya, karena IC ini punya trademark sendiri yaitu Overtureβ„’. Dan mekanisme proteksi di dalam IC-nya juga punya trademark, SPiKeβ„’ protection. Kalaupun lisensi produksi maupun kristal LM3886 akan dijual oleh TI, pasti harganya selangit karena “trademark”-nya juga akan ikut ke harga jual.

Berbeda dengan LM1875 yang tidak menyandang kedua trademark itu! Jadi masih agak-agak masuk akal kalau TI jual kristalnya ataupun lisensi produksi kristalnya.

Kalau saja kita bisa mendapatkan foto dadu silikon LM1875 TI dengan jelas, sehingga bisa kita bandingkan jalur sirkuit keduanya, mungkin kita bisa sangat yakin dengan orisinalitasnya.

referensi: http://kit-amp.com/lm1875-fake-original

Categories: Artikel Tags:

Super Low Noise 7815/7915 Active Noise Cancelling

22 January 2023 Leave a comment

Regulator 7815 7915 dengan diinjek noise yang berlawanan fasa sehingga saling membatalkan noise.

Skema 7815 7915 Super Low Noise
  • Jika menggunakan transistor BC559C/BC549C, R5 & R10 ganti menjadi 1M.
  • Jika menggunakan transistor BC327-40/BC337-40, R5 & R10 tetap 1M atau 820k.
  • Jika menggunakan transistor A733/C945, R5 & R10 ganti menjadi 470k.

Intinya, jika menggunakan transistor yang penguatan arusnya (hFE) lebih rendah, nilai R5 & R10 diperkecil. Supaya tegangan di Emitor Q1 (dan Q3) tetap sekitar ΒΌ~Β½ dari tegangan output.

R2 dan R7 diperlukan untuk mengangkat Gnd IC sehingga terdapat β€œruang tegangan” untuk koreksi noise oleh sirkuit Active Noise Cancelling. Karena penambahan R2 (dan R7), PSRR pada DC (atau 0Hz) IC-nya akan sedikit lebih buruk. Namun PSRR pada frek rendah-tinggi meningkat pesat oleh Active Noise Cancelling. Tegangan outputnya akan sedikit lebih tinggi sebesar IQ*R2, biasanya 4mA*56Ξ©=224mV, jadi tegangan outputnya sekitar Β±15,2V. Dan output noisenya tentu saja β€œhilang”.

Karena posisi kaki pada PCB terbentang, Anda bisa lebih leluasa dalam memilih transistor. BC559/BC549 akan memberikan noise terendah, namun harganya agak mahal. BC557/BC547 & BC327/BC337 noisenya hanya sedikit lebih tinggi dari BC549/BC559. A733/C945 noisenya paling buruk dari ketiganya namun biasanya harganya paling murah. 2N5401/2N5551 juga umum dipasaran, noisenya setara A733/C945, namun hFE-nya lebih rendah daripada A733/C945. Walau menggunakan transistor murah sekalipun, output noisenya masih jauh lebih rendah daripada LM317/LM337 standard.

Apabila tegangan outputnya ingin dituning (tegangannya dibuat sama persis), Anda bisa melakukannya dengan cara merubah nilai R2 atau R7. Semakin tinggi nilai R2 atau R7 maka tegangan outputnya akan lebih tinggi. Saya rekomendasikan agar nilainya tetap diantara 47-100Ξ© saja.

Manual (PDF)

Cara Menghitung ESR Elko dari Tangen Delta (tan Ξ΄)

29 December 2022 Leave a comment

Tak jarang pada datasheet kapasitor elektrolitik (elko) tidak disertakan nilai Equivalent Series Resistance (ESR)-nya.

Namun kita bisa menghitung nilai ESR selama kita tahu tangen deltanya. Biasanya nilai tanΞ΄ selalu ada pada datasheet elko.

Sebagai Contoh:

Kita ada Elko United Chemi-con KMG 470Β΅F 50V. Pada datasheetnya tidak ada keterangan berapa ESR-nya, tapi ada parameter tanΞ΄-nya. Jadi berapa ESR-nya pada freq 100Hz(Freq DC setelah dioda full-bridge) ?

rumusnya adalah seperti berikut:

f dalam Hertz, C dalam Farad.

Dari datasheetnya kita mengetahui bahwa tanΞ΄-nya adalah 0.12.

Maka ESR pada 470uF @ 100Hz adalah:

ESR = 0.12 / (2*pi*100*0.00047)

ESR = 0.12 / 0.29516

ESR = 0.4 Ω

Dari rumus di atas bisa kita simpulkan bahwa, semakin besar kapasitan dan/atau semakin tinggi frekuensinya, ESR akan makin rendah.

Dan perlu diperhatikan, biasanya nilai tanΞ΄ juga bergantung pada besarnya fisik elko tersebut. Kadang kala pada datasheet, nilai tanΞ΄-nya dikelompokkan terhadap besarnya diameter elko tersebut.


Sedikit trik, kita bisa mengubah satuan frek ke kiloHertz (komanya maju 3 digit) dan kapasitan ke miliFarad (komanya mundur 3 digit), maka hasil perhitungan akan sama.

Atau, satuan frek ke MegaHertz (komanya maju 6 digit) dan kapasitan ke mikroFarad (komanya mundur 6 digit), maka hasil perhitungan akan sama.

Dari contoh sebelumnya (100Hz=0.1kHz; 470Β΅F=0.47mF) :

ESR = 0.12 / (2*pi*0.1kHz*0.47mF)

ESR = 0.12 / 0.29516

ESR = 0.4 Ω (sama saja)

Atau jika satuan frek ke KiloHertz (komanya maju 3 digit) dan kapasitan ke mikroFarad (komanya mundur 6 digit), maka hasil perhitungan akan menjadi skala ribuan (KiloOhm) karena terdapat selisih 3 digit.

Dari contoh sebelumnya (100Hz=0.1kHz; 470Β΅F) :

ESR = 0.12 / (2*pi*0.1kHz*470Β΅F)

ESR = 0.12 / 295.16

ESR = 0.0004 kΩ = 0.4 Ω = 400 mΩ (sama saja)

Categories: Artikel Tags: , , ,

LM1875 MK-3 (dengan pengaturan DCO)

30 November 2022 Leave a comment

Pada MK-2 saya tidak menggunakan elko NFB, supaya suaranya lebih netral. Tapi DCO tidak dapat di otak-atik. Maka pada Mark-3 ini saya tambahkan fungsi pengatur DCO.

Gainclone LM1875 MK-3
LM1875 MK-3
Skema LM1875 MK-3

Arus bias pada pin 1 dan 2 nilainya adalah tetap (tidak dapat di trim) karena nilainya bergantung pada hFE transistor di dalam IC. Berbeda dengan OpAmp TL071 atau NE5534 yang ada pin untuk offset null.

Karena arus bias inputnya tetap, maka impedance matching adalah salah satu cara sederhana untuk melakukan trim input offset voltage. Kalau input offset voltage kecil maka output offset voltage juga jadi kecil.

C3 membantu mengurangi noise bila nilai VR1 tinggi. Jika Anda merasa tidak mendengar noise, kosongkan C3 tidak apa-apa.

Caveat : Belum tentu semua IC akan memberikan hasil yang sama. Kalau VR1 diputar (naik) DCO malah makin tinggi itu berarti, VR1 terkecil(0 Ξ©) adalah nilai DCO terendah yang bisa anda dapatkan. Biasanya DCO tersebut sudah kecil jadi tidak perlu khawatir.

Prototyping & testing trim DCO LM1875 MK-3

PCB sudah ada di bit.ly/Nyetrum

Download lagu untuk gainclone

15 November 2022 Leave a comment

FLAC gratis. 16bits 44.1kHz.

Walaupun gratisan tapi melodi dan dinamikanya bagus. Ritmenya juga enak didengarkan.

Lumayan cocok untuk cek-sound ampli.

Morning Mist

πŸ†“ MediaFire


Marigold

πŸ†“ MediaFire


Sound Quality Assessment Material

Berisi berbagai macam test tone, violin, gitar, grand piano, orkestra, potongan musik, dsb. dari EBU SQAM CD.

Sound Quality Assessment Material recordings for subjective tests

Tidak untuk diperjual-belikan!

πŸ†“ FLAC 16bits 44.1kHz (167.4MB)

PDF Users’ handbook for the EBU SQAM CD (140kB)

Categories: Artikel Tags: , , ,

LME49600 HD Headphone Amp

14 November 2022 Leave a comment

Headphone amp ini menggunakan DC servo yang terpisah, sehingga bila ingin mengganti OpAmp signal audio tidak perlu mengganti 2 OpAmp, cukup 1 saja.

Untuk OpAmp DC servo (U2) disarankan menggunakan yang berinput FET. Ini karena R5 dan R6 bernilai tinggi, jadi sebaiknya menggunakan Opamp yang ber-input bias current sangat rendah, yaitu yang umumnya berjenis input FET, seperti OPA2134, OPA2604, TL072, dsj.

Skema LME49600 HD Headphone Amplifier
Skema LME49600

C3 dan C4 (untuk channel Left juga Right) dapat menggunakan nilai yang lebih besar untuk meminimalisir DC offset lebih baik, hanya saja kemungkinan untuk bunyi “dug” saat ampli baru dinyalakan akan makin tinggi. Nilai 330nF masih muat, 470nF yang body tipis juga masih muat. Tidak perlu yang bertegangan tinggi, 50-63V saja sudah cukup.

Prototype LME49600
PCB LME49600
PCB LME49600
Layout LME49600
Layout LME49600

download layout pcb di bit.ly/Nyetrum

Modif OCL 150 Watt

9 November 2022 Leave a comment

Karena gugel tidak juga men-crawl gambar di gugel sites saya (Nyetrum), maka sementara ini akan saya gunakan wordpress ini hanya sebagai loncatan kesana. Jadi, kemungkinan saya tidak akan menjawab komentar.


Tujuan modifikasinya supaya suaranya bisa sedikit lebih detail. Meski begitu gak akan bisa sedetail ampli dengan open loop gain tinggi.

Mengganti tweeter dengan tweeter yang lebih bagus akan lebih berdampak (pada suara) dari pada memodifikasi amplifier. Menurut saya menggunakan Tweeter Piezzo pada daya rendah masih bagus. Namun begitu digeber suaranya pecah gak karuan, cuman pedes doang gak ada detailnya.

Tweeter yang bagus menurut saya adalah dome tweeter. Soft dome tweeter (misal bahan kertas atau mika) karakternya sedikit kurang detail & gak bisa pedas (& kurang bisa ciss). Jadi yang paling bagus adalah Hard dome tweeter (misal bahan titanium), bisa detail di frek mid-high tapi gak pecah & pedas seperti piezzo (saat digeber).

Modif OCL 150W
PCB OCL 150 Watt Modifikasi

Kalau mau mod Capacitance Multiplier (untuk meningkatkan PSRR/minimalisir hum) bisa cek di OCL Quasi MOSFET.

Artikel modifikasi OCL 150W lengkap dan file PCB ada di bit.ly/Nyetrum

LME49811 HiFi Power Amplifier

9 November 2022 Leave a comment

Perbedaan utama LME49811 dengan LME49810 dan LME49830 adalah; LME49811 tidak menggunakan transistor driver tambahan (di dalam IC), jadi lebih sedikit phase shift (kata alm. Bob Pease). Setelah diuji dengar di ruang test audio National Semiconductor, mereka simpulkan bahwa LME49811 yang suaranya paling bagus.

HiFi LME49811
Skema LME49811 HiFi Power Amplifier

Tidak menggunakan Elko pada jalur NFB, supaya suaranya lebih netral.

C3 hanya membypass noise dari R4. Nilai minimum C3 dapat menggunakan 1Β΅F (tipe MKS atau MKM).

Sirkuit ini saya coba :

  • No Hum (PSSR bagus)
  • No Hiss (Noise rendah)
  • No Pop/Dug (Aman saat dinyalakan/tak ada lonjakan DC pada output)
  • Yang pasti suaranya dinamis & gurih.
LME49811
LME49811 HiFi Power Amplifier
LME49811 HiFi Power Amp

Artikel dan file PCB ada di bit.ly/Nyetrum